Empat Kiat Sukses Belajar

Empat Kiat Sukses Belajar Menurut Imam Asy-Syafi’i

JelajahPesantren.Com – Kiat sukses belajar yang disampaikan oleh Imam Asy-Syafi’i memberikan arahan yang berharga bagi mereka yang ingin mendapatkan ilmu dengan baik. Dalam ungkapannya, Imam Asy-Syafi’i menekankan pentingnya menyendiri, menjaga pola makan, memilih lingkungan yang baik, dan guru yang memiliki sikap objektif dan adab yang baik. Kiat-kiat ini secara langsung mencerminkan nilai-nilai dalam agama Islam yang mendorong umatnya untuk mencari ilmu yang bermanfaat.

Pertama, Imam Asy-Syafi’i menekankan pentingnya kesendirian dalam berbagai bentuknya dalam proses belajar. Ini termasuk membaca buku, mendengarkan rekaman kajian, dan merangkum buku yang dibaca. Kesendirian dalam konteks ini berarti menjauhkan diri dari keramaian dunia maya maupun dunia nyata yang dapat mengganggu fokus dan konsentrasi dalam belajar. Dalam surah Al-Mujadalah ayat 11 Allah SWT berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu ‘Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,’ lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Apabila dikatakan, ‘Berdirilah,’ (kamu) berdirilah. Allah niscaya akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” Ayat ini mengajarkan betapa pentingnya menjaga kesendirian dalam situasi tertentu, termasuk ketika kita ingin mencari ilmu.

Empat Kiat Sukses Belajar
Empat Kiat Sukses Belajar

Kesendirian memberikan lingkungan yang tenang dan tidak terganggu, yang memungkinkan individu untuk fokus sepenuhnya pada proses belajar. Dengan menjauhkan diri dari kebisingan dan gangguan interaksi sosial, baik secara online maupun offline, individu dapat memberikan perhatian penuh pada materi yang dipelajari. Hal ini memungkinkan mereka untuk membaca dengan konsentrasi, mendengarkan secara aktif, dan merenungkan secara mendalam, yang merupakan kunci penting dalam belajar yang efektif. Selain itu, kesendirian yang dianjurkan oleh Imam Asy-Syafi’i sejalan dengan ajaran Al-Quran tentang memberikan ruang dan kesempatan bagi pertumbuhan pribadi dan perkembangan intelektual. Kesendirian menjadi sarana untuk mencari ilmu dan menjalin hubungan yang lebih dalam dengan Allah SWT, yang meningkatkan kualitas pengalaman belajar dan memperkaya pertumbuhan spiritual.

Kedua, Imam Asy-Syafi’i menekankan pentingnya menjaga pola makan yang terkontrol dalam proses belajar. Makan secara berlebihan dapat memiliki dampak negatif pada proses belajar. Ketika seseorang makan dengan porsi yang terlalu besar, tubuh cenderung merasa kenyang berlebihan dan menjadi lamban. Rasa kantuk dan kelesuan seringkali muncul setelah makan berlebihan, mengurangi produktivitas dan kemampuan konsentrasi. Allah SWT dalam Al-Quran menekankan pentingnya menjaga keseimbangan dalam makan dan minum. Dalam surah Al-A’raf ayat 31 Allah SWT berfirman, “Wahai anak cucu Adam, pakailah pakaianmu yang indah pada setiap (memasuki) masjid dan makan serta minumlah, tetapi janganlah berlebihan. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang berlebihan.”

Dalam konteks belajar, menjaga pola makan yang terkontrol memiliki manfaat yang signifikan. Dengan menghindari makan berlebihan, kita dapat menjaga tubuh dalam keadaan yang seimbang dan nyaman saat belajar. Tubuh yang tidak merasa terlalu kenyang akan tetap aktif dan energik, memungkinkan kita untuk tetap fokus dan berkonsentrasi dalam proses pembelajaran. Dalam Islam, menjaga keseimbangan dalam segala aspek kehidupan, termasuk makan dan minum, adalah nilai yang dianjurkan. Dengan demikian, mematuhi anjuran Allah SWT dalam Al-Quran untuk tidak berlebihan dalam makan dan minum akan membantu menciptakan kondisi yang optimal untuk belajar dengan sukses.

Ketiga, Imam Asy-Syafi’i menekankan pentingnya memilih lingkungan yang baik dalam belajar. Hal ini termasuk menghindari pergaulan dengan orang-orang yang kurang berakal yang sering kali terlibat dalam obrolan yang tidak bermanfaat. Lingkungan yang baik adalah lingkungan yang membangun dan mendorong pertumbuhan intelektual. Dalam Al-Quran, Allah SWT mengingatkan kita untuk mencari teman-teman yang baik dalam surah Al-Kahfi ayat 28: “Bersabarlah engkau (Nabi Muhammad) bersama orang-orang yang menyeru Tuhannya pada pagi dan petang hari dengan mengharap keridaan-Nya. Janganlah kedua matamu berpaling dari mereka karena mengharapkan perhiasan kehidupan dunia. Janganlah engkau mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami serta menuruti hawa nafsunya dan keadaannya melewati batas.”

Dengan menyelilingi diri dengan individu yang fokus pada mencari keridhaan Allah SWT dan terlibat dalam kegiatan yang bermakna, kita menciptakan lingkungan yang kondusif untuk belajar dan pertumbuhan pribadi. Pengaruh teman-teman sejalan kita dapat memiliki dampak yang signifikan pada pola pikir, perilaku, dan perkembangan secara keseluruhan. Oleh karena itu, penting untuk memilih teman dan kenalan yang menginspirasi dan memotivasi kita untuk berusaha mendapatkan ilmu dan kebaikan. Ayat dari surah Al-Kahfi menekankan pentingnya bersabar dan bergaul dengan mereka yang tulus dalam memanggil Rabbnya, karena mereka menjadi sumber petunjuk dan dukungan dalam perjalanan kita mencari ilmu. Dengan menghindari pergaulan dengan orang-orang yang hatinya lalai dari mengingat Allah SWT dan yang lebih mengutamakan keinginan dunia, kita dapat tetap fokus pada tujuan belajar kita dan memastikan bahwa kita tidak tersesat dari jalan yang benar.

Keempat, Imam Asy-Syafi’i menyarankan agar kita memilih guru yang memiliki sikap objektif dan adab yang baik. Hal ini penting dalam perjalanan mencari ilmu. Penting bagi kita untuk belajar dari individu yang tidak hanya memiliki pengetahuan, tetapi juga integritas moral yang tinggi. Dalam Al-Quran, Allah SWT memerintahkan kita untuk mencari ilmu dari orang-orang yang memiliki keahlian dan kebijaksanaan, seperti yang disebutkan dalam surah Al-Kahfi, ayat 66, “Musa berkata kepadanya, ‘Bolehkah aku mengikutimu agar engkau mengajarkan kepadaku (ilmu yang benar) dari apa yang telah diajarkan kepadamu (untuk menjadi) petunjuk?’” Ayat ini menegaskan pentingnya mencari ilmu dari individu yang berkualitas dan memiliki ketelitian serta akhlak yang baik.

Dengan memilih guru yang memiliki sikap objektif dan adab yang baik, kita memastikan bahwa pengetahuan yang kita peroleh bukan hanya akurat, tetapi juga disampaikan dengan cara yang menghormati dan etis. Guru-guru semacam ini memiliki kemampuan untuk secara objektif menilai berbagai sudut pandang, mengakui kesalahan mereka sendiri, dan terlibat dalam diskusi yang sehat. Mereka juga menunjukkan adab yang baik, memperlakukan orang lain dengan rasa hormat dan kebaikan, serta menghindari perilaku yang merendahkan atau meremehkan. Belajar dari guru-guru yang memiliki kualitas-kualitas ini tidak hanya meningkatkan pertumbuhan intelektual kita, tetapi juga menanamkan dalam diri kita pentingnya pengembangan karakter dan nilai-nilai kasih sayang serta kerendahan hati.

Kesimpulan

Kiat-kiat sukses belajar yang diajarkan oleh Imam Asy-Syafi’i sesuai dengan ajaran agama Islam. Menyendiri untuk belajar, menjaga pola makan, memilih lingkungan yang baik, dan guru yang memiliki sikap objektif dan adab yang baik adalah langkah-langkah yang mendorong individu untuk mencari ilmu dengan cara yang benar. Dalam Al-Quran dan hadits, kita menemukan petunjuk dan pedoman yang menggarisbawahi pentingnya mencari ilmu yang bermanfaat dan belajar dengan cara yang baik. Dengan mengikuti kiat-kiat ini, kita dapat memperoleh ilmu yang berkah dan memberikan manfaat bagi diri kita sendiri dan masyarakat luas.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *