Konflik dan Perpecahan

Memahami Nilai Persaudaraan: Makna Surah Al-Hujurat Ayat 11-18 dalam Era Konflik dan Perpecahan

JelajahPesantren.Com – Surah Al-Hujurat ayat 11-18 memuat pesan-pesan yang memiliki relevansi yang sangat tinggi dalam konteks kekinian yang ditandai oleh konflik dan perpecahan. Ayat-ayat ini menyoroti pentingnya memahami dan menerapkan nilai-nilai persaudaraan dalam upaya membangun masyarakat yang inklusif dan adil. Di tengah perbedaan pendapat yang semakin kompleks, ketegangan sosial yang meningkat, dan ketidakadilan yang meluas, pesan-pesan ini menjadi pedoman yang sangat berarti untuk menyelesaikan konflik dan memperbaiki kondisi sosial.

Surah Al-Hujurat ayat 11-18 ini mengajarkan kepada umat Muslim untuk menjaga persatuan dan memahami nilai-nilai persaudaraan yang menjadi dasar dalam membentuk hubungan yang harmonis di antara sesama Muslim. Dalam era yang dipenuhi dengan keretakan dan perpecahan, pesan-pesan ini mengingatkan umat Muslim akan pentingnya saling menghormati, saling mengenal, dan saling mendukung satu sama lain. Dengan mempraktikkan nilai-nilai ini, masyarakat Muslim dapat membangun kebersamaan yang inklusif, menyelesaikan perbedaan dengan bijaksana, dan menegakkan keadilan di tengah situasi yang penuh tantangan. Pesan-pesan ini memberikan panduan yang relevan dan berarti dalam menjawab tantangan zaman sekarang yang serba kompleks dan penuh dengan konflik.

(11) Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.

Ayat 11 ini mengajarkan tentang pentingnya menghormati satu sama lain tanpa merendahkan atau mencela. Dalam konteks modern, hal ini mengingatkan kita untuk tidak memperburuk konflik dengan memperolok-olokkan atau menghina kelompok atau individu lain. Pesan ini mengajarkan agar kita membangun hubungan yang saling menghormati dan menghindari panggilan yang mengandung ejekan, karena seburuk-buruk panggilan adalah yang buruk setelah iman. Dalam era media sosial yang penuh dengan cemoohan dan penghinaan, pesan ini menjadi pengingat penting tentang pentingnya bertutur kata dengan bijaksana dan menghormati orang lain.

(12) Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.

Konflik dan Perpecahan
Konflik dan Perpecahan

Ayat 12 ini mengingatkan kita untuk menjauhkan prasangka buruk dan menghindari mengintai kesalahan orang lain. Dalam lingkungan yang penuh dengan fitnah dan gosip, pesan ini mengajarkan kita untuk menghentikan tindakan menggunjing dan mencari-cari kesalahan orang lain. Dalam konteks modern, hal ini mengajarkan kita untuk lebih fokus pada kebaikan dan saling mendukung, bukan mencari-cari kesalahan atau mencela. Dengan menghindari prasangka buruk dan menghentikan tindakan menggunjing, kita dapat menciptakan lingkungan yang penuh dengan kedamaian dan saling pengertian.

(13) Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.

Ayat 13 ini menggarisbawahi pentingnya persatuan dan saling kenal-mengenal dalam masyarakat. Allah SWT menciptakan kita dalam berbagai bangsa dan suku agar kita saling mengenal dan memahami satu sama lain. Dalam konteks zaman sekarang yang geografis dan demografisnya semakin terhubung, pesan ini menjadi penting dalam menghadapi tantangan kehidupan multikultural. Masyarakat yang saling mengenal dan memahami akan lebih mampu menjaga kerukunan dan menghargai keberagaman.

(14) Orang-orang Arab Badui itu berkata: “Kami telah beriman”. Katakanlah: “Kamu belum beriman, tapi katakanlah ‘kami telah tunduk’, karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu; dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikitpun pahala amalanmu; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.

(15) Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.

Ayat 14 dan 15 ini menegaskan pentingnya kejujuran dan ketakwaan dalam beriman. Hanya dengan keimanan yang tulus dan kesungguhan dalam menjalankan ajaran Allah SWT dan Rasul-Nya, seseorang dapat dikatakan benar-benar beriman. Dalam era kebingungan dan ketidakpastian, pesan ini mengajarkan kita untuk tidak hanya mengklaim keimanannya tanpa tindakan nyata. Beriman tidak hanya menjadi label, tetapi harus diwujudkan melalui perjuangan nyata dengan harta dan jiwa kita.

(16) Katakanlah: “Apakah kamu akan memberitahukan kepada Allah tentang agamamu, padahal Allah mengetahui apa yang di langit dan apa yang di bumi dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu?”

(17) Mereka merasa telah memberi nikmat kepadamu dengan keislaman mereka. Katakanlah: “Janganlah kamu merasa telah memberi nikmat kepadaku dengan keislamanmu, sebenarnya Allah, Dialah yang melimpahkan nikmat kepadamu dengan menunjuki kamu kepada keimanan jika kamu adalah orang-orang yang benar”.

(18) Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ghaib di langit dan bumi. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.

Ayat 16-18 ini mengingatkan kita tentang pengetahuan Allah SWT yang meliputi segala yang tersembunyi dan terlihat. Tidak ada yang tersembunyi dari-Nya di langit dan bumi. Pesan ini mengajarkan kita untuk selalu menyadari bahwa Allah Maha Mengetahui segala sesuatu yang kita lakukan. Dalam konteks era modern yang penuh dengan privasi yang terancam dan ketidakpastian, pesan ini mengingatkan kita bahwa tidak ada tindakan yang tersembunyi dari pandangan-Nya.

Kesimpulan

Surah Al-Hujurat ayat 11-18 mengandung pesan-pesan yang sangat relevan dalam konteks kekinian yang ditandai oleh konflik dan perpecahan. Ayat-ayat ini menekankan pentingnya memahami dan menerapkan nilai-nilai persaudaraan dalam membangun masyarakat inklusif dan adil. Dalam situasi yang penuh dengan perbedaan pendapat, ketegangan sosial, dan ketidakadilan, pesan-pesan ini menjadi pedoman yang berarti untuk menyelesaikan konflik dan memperbaiki kondisi sosial. Ayat-ayat ini mengajarkan umat Muslim untuk saling menghormati, saling mengenal, dan saling mendukung satu sama lain, serta menjauhkan prasangka buruk, menghindari penggunjingan, dan menekankan pentingnya persatuan dalam keragaman. Pesan-pesan ini juga menggarisbawahi pentingnya kejujuran, ketakwaan, dan pengenalan akan pengetahuan Allah SWT yang meliputi segala sesuatu yang tersembunyi dan terlihat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *