Sejarah Awal Pondok Pesantren Al-Munawwariyah Sudimoro Bululawang Malang

JelajahPesantren.Com  –  Pluralisme Pondok Pesantren ponpes Al-Munawwariyah didirikan oleh KH. Muhammad Maftuh Sa’id berlokasi di Desa Sudimoro RT/RW: 12/04 Kecamatan Bululawang Kabupaten Malang Jawa Timur. Sampai dengan tahun 2017 ini Pondok Pesantren Al-Munawwariyah telah mempunyai santri ± 1.700 orang.

Tahun 1983, menjadi tahun cikal bakal berdirinya Pondok Pesantren Al-Munawwariyyah yang dirintis KH Muhammad Maftuh Sa’id. Awalnya, kiai asal Gresik itu mendapatkan amanah dari salah seorang warga Malang yang akan menitipkan dua orang anaknya untuk dididik Kiai Maftuh, khususnya menghafal Al quran.

Orang tua itu merasa kagum dengan kemampuan putri pertama kiai, Nurul Hafshah yang saat itu masih duduk di bangku SD kelas II, tapi mampu menghafal Al quran beberapa juz dengan suara indah. Itu di dengarkan saat, Hafshah dibawa gurunya tampil di Masjid An Nuur Kidul Pasar Malang yang mengadakan peringatan Nuzulul Quran.

Kiai yang merupakan anak pertama dari 13 bersaudara ini memutuskan menerimanya. Waktu itu masih mengontrak rumah di sebelah SDN Sudimoro 2, di ruangan yang hanya 8 x 7 meter.  Momen itulah yang akhirnya ditandai sebagai pendirian pesantren, 7 Syawwal 1402 H atau 28 Juli 1983.

Lambat laun, banyak masyarakat sekitar yang menitipkan pula putra-putrinya untuk diajakan mengaji. Dari awal tidak ada niat untuk mendirikan pesantren sebesar saat ini. Awalnya hanya dari bangunan 8 meter x 7 meter, saat ini sudah mencapai 4 hektar lahan yang dimiliki pesantren.

Dalam membangun pesantren, Kiai Maftuh hanya berpedoman pada “Kurdi” alias syukur dadi dengan modal “Cengkir”, alias kencenge pikir. Pedoman itu yang digunakannya untuk membangun semua bangunan yang ada di pesantrennya. Sampai saat, pesantren masih terus membangun untuk lanjutan bangunan sekolah formal, yang saat masih kekurangan kelas.

“Ya, bangunan semuanya ini hanya berpedoman pada Kurdi, syukur dadi. Rencana saya, asrama untuk santri putri akan ditingkat supaya lebih memadai lagi,” ujar kiai yang selalu merendah ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *