JelajahPesantren-Salat

Energi Positif Salat untuk Mempelancar Aktivitas Bisnis

JelajahPesantren.Com – Bisnis dan bekerja adalah pertarungan, banyak orang mengatakan demikian. Setiap saat terjadi  praktik-praktik kotor yang terjadi, yang kuat dialah yang menang. Agaknya teori Darwin diberlakukan. Jika kita tak ingin mati berdiri ataupun ambruk berdarah-darah, maka kita harus kuat berdiri, untuk bertahan hidup. Jika demikian yang terjadi, kita harus punya rencana strategis, punya visi futuristis dan punya kemampuan teknis yang hebat. Tidak saja cukup mengandalkan daya nalar, intuitif, improvitatif semata, perlu inovatif dan kreativitas yang revolusioner dalam bidang bisnis dan pekerjaan kita, seperti pengembangan produk, sistem pelayanan, manajemen perusahaan. Semua itu untuk mendapatkan kepuasan pelanggan dan sudah tentu keuntungan finansial yang tinggi.

Sayangnya, banyak pebisnis ataupun pekerja melakukan cara-cara yang tidak sehat, memikirkan kepentingannya sendiri, tidak bermaslahat. Akibatnya cara-cara licik dan kotor diterapkan, jauh dari etika dan prinsip keadilan. Tak peduli halal dan haram. Bisnis dan dunia kerja itu kejam, kata mereka. Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin, tak pernah mengajarkan hal semacam itu; bisnis adalah muamalah, saling rela dan berbagi, sedangkan bekerja itu ibadah.

Untuk itu kita harus membentengi diri agar tidak salah arah dalam berbisnis maupun bekerja. Anjuran yang selalu disampaikan para ulama adalah perbanyaklah ibadah untuk mengingat Allah SWT, melaksanakan salat, puasa wajib dan sunnah, membayar zakat dan bila mampu menunaikan haji. Dari berbagai amalan ubudiah tersebut, salat adalah ibadah yang luar biasa. Cobalah kita pahami bahwa salat adalah bentuk komunikasi yang terjadwal dan sistematis antara kita dengan Allah SWT. Komunikasi yang melibatkan jiwa dan raga kita di hadapan sang Pencipta. Banyak hikmah yang dapat kita ambil dari pelaksanaan ibadah salat ini. Salah satu yang hikmah yang utama adalah, sikap istiqomah dan disiplin waktu. Dua hal ini penting dalam berbisnis dan bekerja.

JelajahPesantren-Salat
JelajahPesantren-Salat

Salat mensyaratkan wudhu terlebih dahulu, bersuci. Suci dari lahiriah dan batiniah dulu sebelum menghadap Allah SWT. Coba kita perhatikan bahwa, wudhu mengingatkan kita pada banyak hal; cobalah kita mengingat syair lagu dari Bimbo; membasuh tangan yang artinya tangan dijaga, raut wajah dibasuh agar bersih, berkumur agar mulut terjaga, mata, telinga, tangan, kaki, kepala, secara keseluruhan harus bersih dan suci. Luar biasa.

Selesai berwudhu, barulah salat dimulai; pakaian yang rapi–seluruh aurat tertutup, arah qiblat ditetapkan, takbir, membaca al-Fatihah, rukuk, sujud, sampai akhirnya mengucapkan salam ke kanan dan ke kiri. Semua itu terkandung hikmah yang luar bisa. Perhatikan, bahwa al-Fatihah itu ummul kitab al-Quran, di dalamnya mengandung makna penyerahan diri kepada Allah, permohonan doa agar dibimbing ke jalan yang lurus. Energi positif yang ditimbulkan oleh bacaan al-Fatihah sungguh luar biasa.

Salat memiliki empat makna sebagaimana diungkap oleh Syekh Akbar Muhyiddin Ibn ‘Arabi (w 1240 M/638 H):

  1. Jika salat itu disandarkan pada Allah al-Haqq, ia akan bermakna rahmat, sebagaimana firman Allah SWT: “Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Ahzab 33:43)
  2. Jika salat disandarkan kepada para malaikat-Nya, ia bermakna rahmat, permohonan ampun, dan doa untuk orang-orang beriman: “ (Malaikat-malaikat) yang memikul ‘Arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan): “Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala,”, “8. Ya Tuhan kami, dan masukkanlah mereka ke dalam syurga ‘Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang saleh di antara bapak-bapak mereka, dan isteri-isteri mereka, dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana,”, “9. dan peliharalah mereka dari (balasan) kejahatan. Dan orang-orang yang Engkau pelihara dari (pembalasan) kejahatan pada hari itu maka sesungguhnya telah Engkau anugerahkan rahmat kepadanya dan itulah kemenangan yang besar.” (QS. Al-Mu’min 40:7-9)
  3. Jika salat disandarkan kepada manusia, ia bermakna rahmat, doa, dan perbuatan-perbuatan khusus yang dikenal syara’, sebagaimana perintah Allah untuk mendirikan dan menegakkan salat.
  4. Jika salat disandarkan kepada semua selain Allah SWT, ia dapat bermakna penyucian, sebagaimana firman-Nya: ” Tidaklah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara) sembahyang dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.” (QS. An-Nur 24:41)

Salat adalah satu-satunya sarana untuk berkomunikasi langsung antara hamba dengan Sang Maha Pencipta, juga sebagai bentuk kepatuhan. Untuk itu marilah salat dengan khusyu’ agar energi positif diberikan Allah SWT ditanamkan dalam jiwa dan raga kita. Kita akan merasa kecil, hina, fakir dan sangat lemah, kita mohon kekuatan melalui salat tersebut.

Salat dapat mencegah dari perbuatan keji dan munkar, sebagaimana firmanNya:

Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (salat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Ankabut 29:45)

Jika ternyata salat itu tidak mampu mencegah diri kita dari perbuatan keji dan munkar, maka tentu ada yang salah dalam prosesi salat kita dari niat sampai salam. Bisa jadi bukan kepada Allah, salat itu ditujukan. Sungguh takutlah kita, sebagaimana firmanNya:

Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk salat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan salat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.“ (QS. An-Nisaa’ 4:142)

Dari uraian di atas, dapatlah kita ambil korelasi positif antara pebisnis ataupun pekerja dengan salat. Salat dapat menghasilkan energi positif dalam menjalankan aktivitas bisnis dan pekerjaan. Bila shalatnya baik, maka dapat dipastikan orang tersebut (pebisnis/pekerja) itu baik perbuatannya.

Komunikasi antar personal diyakini para pebisnis ataupun pekerja sebagai sesuatu hal yang penting. Komunikasi dengan pelanggan, dengan relasi bisnis, dengan kolega, dengan karyawan ataupun atasan. Salat mengajarkannya. Bahkan kita dianjurkan untuk melakukan salat bilamana dalam berkomunikasi tersebut menemui halangan atau jalan buntu, yaitu dengan melakukan salat Istikharah. Anjuran ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW:

Tidak akan kecewa orang yang melaksanakan salat istikharah, tidak akan menyesal orang yang suka bermusyawarah, dan tidak akan kekurangan bagi orang yang suka berhemat.” (HR. Thabrani)

Secara psikologi, salat dapat mengatasi gangguan jiwa, karena komunikasi yang terjadi adalah penyaluran masalah dalam dirinya sehingga beban hati dan pikiran dapat berkurang atau hilang. Salat juga meningkatkan etos kerja, dengan rajin salat baik wajib maupun ditambah salat-salat sunnah. Salat dapat membentuk kepribadian yang berdisiplin tinggi, terutama disiplin waktu.

Jadi, sudahkah kita salat?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *