Fitrah Berpendidikan Bagi Manusia

JelajahPesantren.Com  –  Ciptaan Allah yang paling sempurna adalah manusia, yang memiliki perbedaan dengan makhluk yang lainnya. Karena sejak lahir manusia telah diberikan oleh-Nya dengan berbagai potensi jasmaniah dan rohaniah. Selain itu, Allah telah memberikan akal pikiran untuk membedakan antara manusia dengan makhluk yang lainnya. Sehingga, segala potensi inilah bisa disebut sebagai fitrah manusia sebagai makhluk yang tidak pernah habis untuk diteliti dan dikaji sepanjang zaman.

Fitrah manusia mempunyai peran yang amat penting dalam pengembangan dirinya sebagai manusia yang sesungguhnya. Maka fitrah di sini memiliki fungsi untuk dijadikan dasar mengenal manusia itu sendiri dan makhluk yang lainnya. Adapun pengenalan terhadap fitrah tersebut diawali oleh konsep kelahiran manusia baik dari unsur jasmaniah maupun rohaniah. Aspek rohaniah inilah disebut sebagai perangkat kemampuan dasar yang disebut sebagai fitrah dalam bahasa psikologi disebut personalitas kemampuan dasar yang secara otomatis dapat berkembang.

Allah berfirman dalam Al-Quran surat Ar-Ruum [30]: 30, bahwa:

فَاَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّيْنِ حَنِيْفًاۗ فِطْرَتَ اللّٰهِ الَّتِيْ فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَاۗ لَا تَبْدِيْلَ لِخَلْقِ اللّٰهِ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُۙ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَۙ

Artinya: “Maka, hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam sesuai) fitrah (dari) Allah yang telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah (tersebut). Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”.

Ayat di atas menegaskan bahwa Allah telah menciptakan manusia sebagai makhluk berdasarkan fitrahnya. Fitrah tersebut merupakan anugerah Allah SWT yang tak ternilai harganya sehingga harus dikembangkan agar manusia dapat menjadi manusia yang sempurna. Setiap usaha pengembangan fitrah itu harus dilaksanakan secara sadar, berencana dan sistematis dan pengembangan fitrah manusia harus dilaksanakan secara menyeluruh dan berimbang karena jika tidak maka tidak akan tercapai manusia sempurna, bahkan dapat mendatangkan kehancuran bagi manusia dan alam semesta.

Maka, pada ayat tersebut menginspirasi bagi seluruh umat manusia untuk dikembangkan dan diaktualisasikan dengan baik dan lurus. Yakni, berupa potensi dan kreativitas yang dapat dikembangkan dan dibangun melalui pendidikan. Hal tersebut juga dapat dipahami bahwa fitrah berpendidikan bagi manusia adalah sebuah keniscayaan. Sebab manusia yang baru dilahirkan dalam kondisi yang lemah bahkan tidak mampu untuk mengurus dirinya sendiri, pada akhirnya mendapatkan bantuan dan bimbingan dari orang lain. Bantuan dan bimbingan tersebut dikenal dengan istilah pendidikan. Pada dasarnya pendidikan berfungsi sebagai media yang menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan fitrah manusia ke arah penyempurnaan dirinya.

Melalui pendidikan manusia akan mengenal dirinya, Tuhannya dan makhluk yang lainnya sekaligus mengerti  apa yang harus dilakukan. Untuk itulah, naluri berpendidikan bagi manusia akan terus tumbuh dan berkembang seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan  jasmani maupun rohaninya. Pendidikan adalah satu-satunya cara untuk memelihara dan mengembangkan fitrah tersebut. Hanya saja, makna pendidikan sampai saat ini masih dimaknai secara sempit oleh beberapa kalangan masyarakat. Misalnya pemahaman pendidikan di masyarakat itu, jika seseorang belum mengenyam pendidikan formal SD/MI, SMP/ MTs, SMA/ SMK/ MA dan Perguruan Tinggi (PT) itu belum berpendidikan. Walaupun setiap manusia mengalami proses pendidikan di mana saja dan kapan saja.

Dalam perspektif Islam menempatkan pendidikan sebagai proses pembentukan dan pengembangan potensi manusia seutuhnya yakni jasmani dan rohani. Untuk dapat mengembangkan fitrah manusia secara maksimal, melalui pendidikan harus dapat mencukupi kebutuhan-kebutuhan manusia saat ini maupun mempersiapkan kebutuhan dimasa yang akan datang. Untuk itu, pendidikan harus mengintegrasikan semua potensi yang ada untuk memberikan kemanfaatan bagi manusia baik dunia maupun di akhirat kelak. Al hasil, pola pendidikan yang ada ini harus memiliki tawaran alternatif dalam menjaga keseimbangan dalam hidup sekaligus dapat memenuhi kebutuhan manusia secara jasmaniah maupun rohaniah.

Melalui pendidikan akan mampu membantu setiap manusia untuk mewujudkan sosok insan yang utuh yakni menjadi umat yang terbaik (khayra ummah) yang mampu melakukan hubungan timbal balik secara pro aktif dalam berpikir, bersikap dan bertindak untuk memberikan nilai kemanfaatan kepada orang lain. Seperti yang disabdakan oleh Rasulullah SAW bahwa sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.   Sehingga pendidikan dapat berfungsi sebagai cara yang mendorong perkembangan dan pertumbuhan manusia secara optimal dalam menyempurnakan dirinya sebagai kholifatullah fil ardh dalam menjaga dan melestarikan serta memakmurkan alam semesta dan ‘abdullah, yakni menjadi hamba Allah yang senantiasa bersyukur dan mengagungkanNya. Wallahu a’lam.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *