Hijrah Meninggalkan yang Tidak Berguna

JelajahPesantren.Com – Salah satu tanda baiknya keislaman seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak ada manfaatnya. HR. Tirmidzi.

Sebelumnya, izinkan saya memulai tulisan tentang kebergunaan ini melalui visi dari lembaga yang saya pimpin, yaitu Esemka An-Nur Bululawang. Visi dari lembaga pendidikan kejuruan yang didirikan pada tahun 2013 ini, adalah dapat membentuk generasi shalihin shalihat yang handal dibidang bisnis. Visi ini dikembangkan dari perkataan Almaghfurlah Almarhum Romo KH. Anwar Noor – pendiri sekaligus pengasuh pondok pesantren Annur Bululawang Malang. Kata sholihin merupakan jamak dari kata sholeh yang menurut ulama tafsir artinya baik dan berguna. Sehingga secara sederhana visi tersebut bisa diartikan bahwa lembaga ini ingin membentuk generasi yang baik dan berguna baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain bahkan bisa berguna bagi sebanyak-banyaknya orang.

Dalam kehidupan ini betapa banyaknya hal berguna yang bisa kita lakukan. Kita bisa menjadi orang yang berarti baik bagi diri kita sendiri maupun bagi orang lain. Kebergunaan ini bahkan dinyatakan oleh agama sebagai indikator kebaikan seseorang. Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, “Sebaik-baik manusia adalah yang paling berguna bagi manusia lainnya.”

Dalam sekala kecil, kita harus melakukan hal yang berguna bagi diri kita sendiri seperti memilih makanan yang sesuai dengan kebutuhan tubuh kita, mengerjakan ibadah untuk mengingat Tuhan kita, bekerja untuk memenuhi kebutuhan, ber olah raga agar badan sehat, melakukan introspeksi diri agar menjadi lebih baik, dan seterusnya.

Sedangkan skala kebermanfaatan berikutnya adalah bermanfaat bagi keluarga kita. Kita harus melindungi keluarga dari bahaya baik dunia maupun akhirat, memberikan iklim yang baik dalam keluarga, jika kita sebagai orang tua, maka kita berkewajiban memberi nafkah dohir bathin, kepada keluarga kita tersebut, termasuk juga memberikan keteladanan baik dibidang akidah, ibadah, maupun muamalah.

Begitu juga dimasyarakat, kita bisa menjadi orang yang berguna dengan posisi apa pun. Karena sesungguhnya kepemimpinan itu bukan tentang sekadar menduduki jabatan tertentu. Sebagai apa pun peran kita dimasyarakat, bahkan peran sebagai anggota sekalipun, masih bisa berbuat yang berguna bagi masyarakat. Misalkan dengan mendukung program yang baik yang telah direncanakan bersama. Tentu sangat ideal jika kita menjadi pemimpin mereka sehingga peran kita akan semakin maksimal. Hal berguna bagi masyarakat bisa kita wujudkan dengan selalu memfokuskan diri pada karya besar yang bisa bermanfaat bagi sebanyak-banyaknya orang.

Menjadi orang yang berguna, salah satunya juga meniscayakan keharusan meninggalkan hal-hal yang tidak berguna. Karena jika seseorang masih banyak melakukan hal yang tidak berguna, maka hal yang berguna akan banyak kebaikan. Dia akan kehabisan waktu untuk melakukan hal yang berguna jika yang diurusi adalah hal-hal yang tidak berguna. Dan lebih tragis lagi, hal tidak berguna tersebut tentu bisa sangat. membahayakan diri orang tersebut.

Sebenarnya, sebagaimana hal yang berguna, hal yang tidak berguna pun juga sangat melimpah. Kualitas hidup kita ditentukan dari kemampuan kita untuk mengambil yang berguna dan meninggalkan hal yang tidak berguna tersebut. Sayang dalam kehidupan ini walaupun kita tahu bahwa banyak hal yang berguna yang bisa dipikirkan, diucapkan, ataupun dilakukan, ternyata masih saja kita sering memilih berpikir yang tidak berguna, menyampaikan kata-kata baik secara verbal maupun berupa tulisan yang tidak berguna, dan juga melakukan tindakan yang tidak berguna pula.

Untuk diri sendiri, tentu banyak sekali yang tidak berguna seperti perihal makanan, gaya hidup, atau bahkan ilmu sekalipun, ada yang tidak berguna bagi diri kita sehingga tidak perlu kita pelajari, contohnya ilmu santet. Meninggalkan hal yang tidak berguna tidak selalu sederhana. Karena hal yang tidak berguna itu sangat bisa jadi merupakan sesuatu yang sangat kita sukai atau sesuatu itu sudah kita biasa lakukan sejak kecil. Contoh hal yang tidak begitu berguna seperti kebiasaan begadang dijalan-jalan, kebiasaan merokok, ngobrol hal-hal tidak penting terlebih membicarakan keburukan orang lain.

 

Ulama menjelaskan makna sabda Nabi yang menyatakan bahwa sebagian tanda baiknya keislaman seseorang adalah meninggalkan yang tidak ada manfaatnya, sebagaimana tersebut di atas, dengan standar-standar. Menurut sebagian ulama hadist tersebut memiliki makna bahwa meninggalkan sesuatu yang tidak berguna adalah menjauhi atau meninggalkan hal yang makruh apalagi hang haram secara syariat Islam.

Ada satu kata kunci untuk bisa meninggalkan sesuatu yang tidak berguna yaitu: pengabaian. Kata pengabaian biasa dikonotasikan secara negatif. Dan hal itu tentunya jika  dikaitkan dengan kebaikan. Jika kita mengabaikan kebaikan berarti kita bukan orang baik. Bahkan ada yang mengatakan musuh besar cinta bukanlah kebencian melainkan pengabaian. Dengan diabaikan, kekasih kita akan sangat menderita. Dalam hal kebaikan, kita tidak boleh mengabaikan walau sekecil apa pun bentuknya.

Namun dalam konteks meninggalkan hal tidak berguna, pengabaian bermakna sangat positif. Hal ini dibutuhkan oleh setiap kita yang ingin menjadi pribadi yang mahal dan bermartabat. Hal yang tampaknya sepele yang bisa diangkat sebagai contoh adalah mengabaikan sms atau komentar negatif di media sosial.

Sebagai publik figur kecil-kecilan,  nomor  Handphone saya banyak ditulis di banner, brosur, baligh, atau media sosial.  Banyak sekali sms masuk dari siapapun mulai dari yang berniat baik, iseng, dan tidak jarang mungkin berniat tidak baik. Saat mendapati sms-sms tidak penting itu, hal yang saya lakukan adalah mengabaikannya. Bisa dibayangkan jika sms dari seseorang selalu saya tanggapi, kan habis waktu saya. Terlebih, jika sms-sms tersebut menjurus pada hal-hal yang memang tidak ada gunanya bagi kemaslahatan saya pribadi, keluarga, ataupun bagi agama saya. Tentu saja hal ini mungkin tidak mengenakkan sebagian orang.  Namun, bukankah hanya si dungu yang ingin membahagiakan semua orang? Wallahua’lam.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *